‪#‎putih_abu_abu‬ (LULUS)


Ku sentuh bangku itu, kulihat lamat-lamat sebuat bolam lampu, papan putih, benda yang menyerupai pensil tapi lebih besar daripadanya yang bertulis boardmaker, beserta pasangannya. Penghapus.
Putih, abu-abu…
Kulihat dari arah pojok depan, dia tidur..
Kulihat lagi arah tengah mereka bercanda,
Kulihat lagi arah belakang mereka tertawa..
Dan kulihat lagi arah pojok belakang mereka bahagia…
Yaaaa, senyum itu tawa itu, canda itu, bahagia itu…
Seakan aku baru merasakannya,
3 tahun waktu membentuk sebuah karakter. Karakter kita.
3 tahun waktu kita merangkai sebuah kehangatan yang disebut keluarga.
3 tahun waktu kita habiskan bersama.
Mungkin kau pernah bertanya, kapan tangismu ?
kapan kau merasa sedih ?
kapan kau meraung-raung untuk ingin pergi ?
Itu bukan kesedihan, itu air mata haru,
Itu bukan tangisan, itu tawa kebahagiaan
Itu bukan keinginan, tapi kebersamaan kita untuk bisa pergi bersama. Untuk kabur bersama, dan lepas bersama, itulah yang disebut KELULUSAN.
Kelulusan bukan akhir perjalanan kita,
Ini awal, awal menghadapi dunia baru, orang-orang baru, keadaan baru, dan cerita baru.
Tak pernah ada akhir, hanya kita sendiri yang bisa menentukan kearah mana kita akan melangkah.
Kejurangkah ?
Kelembahkah ?
Atau ketebing ?
Yaa ini baru, awal, dan start.
Kita telah berkemas. Kita hampir membuka gerbang kehidupan awal, kehidupan baru.
Aku baru ingat, saat-saat kita belum mengenal satu sama lain. Wajah-wajah polos, pakaian rapi, pakaian usang, panas , gerah, culun, sok cantik, sok pintar, sok gak pintar, teman hanya itu-itu saja.
Baru kemarin aku merasakannya.
Dan kali ini, kita telah berada di ujung. Ujung gerbang, kita siap melangkah, dengan optimis kita membawa bekal sebuah tulisan KITA LULUS….


#pittha_vita

AWAL (rangkaian), AKHIR (tujuan)

Belajar,
Ujian,
Kelulusan,
Perpisahan...

empat kategori yang hampir kita lewati dan hadapi. dan memang seharusnya seperti itu. ini bukan akhir kawan. semuanya memang harus sesuai tujuan, 3 tahun yang lalu kita berusaha untuk mencapai itu. belajar, belajar, dan belajar. dan mungkin pula kita masih merasakan apa itu bolos, telat, hukuman, folio, bulpoin, aula, cinta lokasi. dan masih banyak lagi...

menyinggung soal bolos dan hukuman, mungkin itu suatu kenangan yang bisa di gunakan untuk pengalaman sebagai sebuah cerita. begitupun semuanya. hukuman yang dulunya kalian telah menjaili rijal, debat setiap kita diskusi, telat yang kadang disuruh nyapu, dan parahnya nulis sebanyak dua folio. hahaha cukup mengagumkan dan istimewa. Mungkin.

kini kalian memasuki babak baru. babak dimana akan mendapatkan sebuah dunia baru, cerita baru, dan lebih memandang kekehidupan nyata. entah itu kalian kerja, kuliah, atau malah menikah.. hehe. sudah tak ada kata bercanda lagi, pernah tidak kalian merenung, bahwa kita sudah hampir hidup sendirian. berdiri sendiri. memiliki kehidupan dan tujuan sendiri-sendiri. masa-masa yang harus benar-benar dimatangkan untuk masa depan.

masa-masa disekolah, 
putih merah, putih biru, dan kini putih abu-abu. semuanya telah kita lewati. sekarang tinggal kita yang menentukan dimanak kita akan menuju...
dan kita telah melalui yang namanya UNAS dan sebentar lagi akan KELULUSAN. kelulusan, mungkin kita sempat berfikir bahwa kelulusan adalah akhir, atau tujuan akhir. tapi perlu kalian ingat kelulusan adalah sebuah awal. seperti yang aku katakan tadi. ini adalah awal. awal menuju kehidupan baru, suasana baru, orang-orang baru. 
dalam perjalanan hidup kita, tak pernah ada kata akhir hanya menentukan sebuah TUJUAN. awal adalah sebuah rangkaian dan akhir adalah sebuah tujuan. setelah tujuan itu tercapai, pasti kita akan membentuk sebuah rangkaian-rangkaian baru. dan begitupun selanjutnya. 

maka dari itu kawan, milikilah tujuan. aku tidak menyuruh kalian merangkai, karna kalian pasti telah merangkai dari awal. :)

setiap pertemuan pasti ada perpisahan. pertemuan bersama kalian selama tiga tahun bukan waktu sebentar yang kita lakukan. perjalanan-perjalanan ini membuat kita hingga mencapai seperti ini. kita telah membentuk sebuah keluarga yang disebut XAPEKDUA dengan yel-yel OJOK WEDI!
itu bukan sebentar, sebuah perjalanan waktu yang begitu mengesankan. 
buat kalian GOOD LUCK ?! :)

"we will not be like this without each other.."

(tak lupa pula ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya untuk para guru yang telah sabar menghadapi kita, dan permintaan maaf yang sikap dan tingkah kita yang mungkin sering membuat sakit hati. dan buat beliau semua merka pengajar yang luar biasa thanks bu, pak.... )
our tachers : bu tyas, bu endang, bu ari, bu santi, bu putri, bu marlis, mom ulfa. mom ida, bu eva, bu har, pak wandi, pak tri, pak shodiq, pak ahmad, pak army, ust. arif, 
terimaksih pula buat : mbak niken, mbak yani, mas atut, mbak kantin maksum, p dayat. 

dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu persatu...

"Thank you all, without you this story may not be memorable.."

-salam apekadua-

dengan sosok beda


“ Braaaaaakkk ?!?”
Suatu kecelakaan terjadi di jalan raya yang sangat ramai, antara motor dengan mobil. Pengendara motor yang satu tewas dan yang satunya kritis. Si pemilik mobil mencoba untuk melarikan diri. Ya, cukup ramai keadaan di tempat kejadian tersebut. Semua orang yang melihatnya merasa iba, karena kedua korban masih pelajar, siswi dari SMK ternama di Surakarta. Dan hasil olah TKP dari polisi yang menangani ternyata si pengendara mobil dalam keadaan mabuk.
***
Di sebuah ruang perpustakaan di sekolah tersebut, Fajri sedang asyik-asyiknya bermain laptop. Kemudian di kagetkan Rima yang tiba-tiba muncul tanpa salam. “kak, udah selesai.” Sambil membawa sebuah cip yang akan di periksa oleh Fajri. “Apaan ?” sahut Fajri. “Ini tugas yang kakak pesan.” Dengan senyum yang biasanya Rima berikan juga ceria kemanjaan yang biasanya Rima lakukan. “Iya nanti saja kakak cek, kamu kembali dulu sana.” Sahut Fajri dengan wajah cueknya. “Hufft. Tetep aja kakak ini.” Sedikit kecewa tapi memaklumi perbuatan kakanya itu. lalu, dia kembali dengan keriangan biasanya. Dan itu bisa di perhatikan oleh Fajri saat itu.

Sesaat kemudian….
“Fajri kamu tidak mendengar brita mengenai Rima ??” kata Cika teman Fajri. Fajri sebenarnya adalah kakak kelas Rima, tetapi hubungan mereka tidak begitu special, kedekatan mereka seakan-akan mengundang Tanya di hati teman-teman mereka. ada hubungan apa mereka sebenarnya?? Kedekatan itu berawal dari kegiatan sosialisasi yang ada di sekolah mereka. kebetulan Fajri adalah ketua dan Rima adalah Sekretarisnya, jadi tidak heran jika Rima selalu bersama dengan Fajri. Ya, begitulah kedekatan hari demi hari yang mereka lalui. “ ada apa emangnya dengan Rima ?” terlihat kaget juga heran.
“aku kasihan sama Rima, dia tewas tadi saat mau berangkat sekolah dengan Ririn.” Jelas Cika.
“HAA?! Ah, kamu salah berita mungkin ?” jawab Fajri tidak percaya.
“Loh emang kamu belum tau ya ?? kabar ini udah tersebar kali, kan barusan ada pengumuman.”
“mana mungkin?? Barusan aku ketemu dia disini, emang kamu tidak melihat dia di luar.??” Tangkas Fajri meyakinkan.
“Ah ada-ada aja kamu. Orang dia kecelakaan saat berada di jalan mau menuju ke sekolah. Mana mungkin dia disini. Jangan nakut-nakutin gitu lah..” jelas Cika meyakinkan ucapanya. “Mana mungkin aku bohong, ah tetep aku gk percaya orang dia bicara sama aku kok. Dengan jelas nyata tanpa segores luka sedikitpun. Beneran !” jawab Fajri.
“sekarang jenazahnya udah d rumah kata bu Tari aku tadi nanya. Terus, si Ririn kondisinya masih kritis.”
“Masak sih?? Beneran dia barusan kesini sambil bawa flashdisk nyerahin tugas ke aku.” Jawab Fajri masih tak percaya
“Mungkin dia pamitan kali. Kan kemarin belum ketemu…” goda Cika.

Fajri masih memendam sejuta perasaan penasaran yang menahampiri dirinya. Yang sebenarnya tak perlu di ketahui oleh semua orang. Dia berjalan menulusuri setiap ruang-ruang yang ada di gedung itu, dengan terus bertanya pada dirinya. Inikah ilusi? Aku tak percaya, kau masih ada kan Rima? Sejak kapan kau pergi seperti ini tanpa berpamitan kepadaku? Tapi mana mungkin Cika berbohong padaku? Dia tak pernah bohong, apalagi masalah seperti ini??. Tiba-tiba dia melewati ruang kelas Rima, dia nekat bertanya pada salah satu teman Rima untuk mengungkap rasa penasarannya itu. meski dengan sedikit menurunkan harga diri, Fajri bertanya juga “Silvi, emang benarkah Rima dan Ririn kecelakaan ??” Tanya Fajri. “emang kakak belum tahu ya?? Iya, ini nanti kita mau kesana ke rumahnya Rima” sahut Silvi. Yang masih membendung kesedihan yang amat dalam.

Jauh di sebuah keramaian, tempat yang jarang di lalui oleh siswa-siswi di sana. Fajri masih termenung di tempatnya, yang sepi, sunyi, tanpa ada yang mengusik sedikitpun, mungkin hanya suara deru transportasi di ujung sana. Dengan di selimuti berjuta gejolak perasaan antara sedih atau penasaran. Rima, aku yakin kamu masih ada. Aku tak percaya kata mereka. kamu disini kan? Kamu di dekatku kan sekarang? Jangan pernah bilang bahwa tadi adalah pertemuan terakhir kita. Yang di bicarakan oleh Cika bahwa kamu pamitan padaku. Aku tak percaya Rima, kamu pasti masih disini...
“kak aku disini. Kakak patut percaya bahwa aku masih ada, aku masih disini. Tapi kak, aku mungkin tak bisa berwujud seperti Rima lagi. Aku akan ada pada sosok yang lain, yang lebih sepurna dari Rima yang pernah kakak kenal. Dia akan lebih cantik, pintar, dan semua yang ada pada diriku ada padanya. Kakak juga perlu tahu, secepatnya kakak akan menemukanya. Disitulah aku kak, cintai dia, sayangi dia. Seperti apa yang kakak lakukan padaku selama ini. Ini bukan ilusi kak. Aku masih disini dengan sosok yang berbeda… ”
Fajri tersadar dari lamunanya, dia seperti mendengarkan suara Rima, tapi benarkah itu dia?? Walau Fajri tau suara itu berasal dari hatinya. Dia tetap mempercayai bahwa itu Rima, dia disini menemaninya saat ini…
Dengan sosok yang berbeda….

-Mtv.Ps-


oleh:
Pittha Vita

fiksi....

Kegelapan menjadi terang dengan bulan dan bintang yang selalu menjadi primadona malam. Rintikan hujan pun telah menjadi iramaa merdu yang terdengar di daun telinga ku, angin yang terhembus dari organ tubuh ku membuat ku sedikit merasakan kehangatan walau pun tanpa selimut yang biasa ku kenakan saat bulan tersenyum indah dengaan ku. Dan seakan takkan ada habis habis nya kerlipan indah mata tuhan . sesungguhnya dalam hati ku bertanya padanya ”harus kah aku benar benar melupakannya ?? seburuk apa aku, sehingga aku harus melupakannya ??”
Dalam hati ku memohon jawaban agar aku tidak merasakan kegagalan yang mungkin tidak mampu ku berdiri lagi.
Ku lirik jam dinding yang berada diatas pojok kanan yang menunjukan pukul 00.02 yang memerintahkan ku untuk tidur dengan pulas . tanpa dikomando dua kali ku lentangkan tubuh ku ditempat tidur dan menutup kedua mata ku yang sangat tidak menarik perhatiannya.
***
Keesokkan hari pukul o6.oo dengan baju yang ku kenakan saat ini berwarna putih dan rok abu-abu sependek lutut ku. Dengan biasa aku berangkat sekolah dengan jalan kaki, karna hanya berjarak beberapa CM dari rumah ku.
Amanda, sebutan orang lain memanggil ku
Amanda berkulit putih, mata yang berbinar-binar, tinggi semampai dan bibir mungil kemerahan. nyaris sempurna organ tubuh yang ia miliki
“Amanda” begitu terdengar suara yang mampu membuat ku menoleh kebelakang.
Terlihat jelas iwan dan handry yang sudah meruak bahwa dia bersaiangan untuk mendapatkan ku hanyaa demi satu buah alat music gitar Yamaha.
iwan yang berkulit sawo matang, rambut sedikit panjang, berponi sebelah kiri. Sedangkan haandry berkulit kehitaman, dan rambut pendeknya membuat senyum dibibirnya begitu manis.
“ada apa ?” sahut ku dengan tanda Tanya
“tidak, aku hanya ingin mengajak mu makan malam diluar” jawab iwan
Dan terlihat handry memajukan bibirnya sebagai tanda ia menggrutu
“maaf, aku tidak biasa” jawab ku menolak dan langsung ku pergi meninggalkan mereka berdua. Namun iwan terus saja mengajak ku makan malam walau aku sudah menolaknya tapi dia menawarkan ku di lain hari.
Tibalah aku didepan kelas, tanpa basa basi aku masuk kedalam kelas dan tak menghiraukan iwan dan handry yang berada di samping ku saat ini.
Aku duduk di bangku terdepan pojok kanan yang biasa aku tempati bersama teman ku, sebut saja dia angel.
Angel tidak kalah cantiknya dengan ku dan diam diam dia menyukai handry sang gula manis. Begitulah angel menyebut nama handry.
Aku menggrutu dalam hati atas tingkah laku iwan dan handry “kalau saja aku mau, sudah aku gebet 2 cowok menyebalkan itu agar tau rasa, namun sayangnya aku tidak sekejam itu . aku hanya bisa menyukai sesosok pria yang membuatku ingin memilikinya. Ya! Hanya adit !!”
Bukan dari ketampannya yang membuat aku tergila-gila, tapi karna adit adalah pria yang berbeda dengan pria lain . dia tidak telalu dekat dengan wanita, namun dia sangat ramah dengan teman laki-laki nya . itulah yang ku sukai darinya, dan masih banyak lgi yang ku sukai darinya yang tidak mungkin aku jelaskan satu persatu.” dalam hati ku dengan pelan pelan dan sedikit tersenyum “
***
Hari pun berjalan dengan cepat waktu puun terus berputar dengat singkat, hingga putih abu-abu telah tuntas ku jalani
Aku mendapatkan nilai tinggi walau bukan yang tertinggi. Semua mengucapkan selamat yang satu ke yang lain. Termasuk aku yang mengucapkan pada angel dan…………
aku tersenyum manis saat berjalan menghampirinya, sebelum aku semakin mendekatinya tiba-tiba ia berjalan kearah ku dan aku berfikir sejenak “akan kah dia menghampiri kku, semoga saja begitu”
“hey.. selamat ya ?!” ternyata dugaan ku benar, dia menghampiriku. Aku tersipu malu, rasanya ingin sekali aku menjerit dengan sekencang-kencangnya namun aku menahan diri agar aku tidak terlihat salah tingkah.
“hey!” sekali lagi dia menyapa ku dan memecahkan lamunan ku
“oh. Iya.. emm.. selamat juga buat kamu” jawab ku gugup dan berharap dia tidak mengerti mengapa aku gugup
Jantung ku berdetak kencang dengan sekencang-kencangnya
“Nanti malam ada acara kah ??” tanyanya sambil menatap mata ku dalam-dalam
“tidak, kenapa ?” jawab ku dengan mengalihkan tatapannya
“aku ingin mengajak mu” jawabnya sekali lagi
“kemana ? boleh !” jawab ku dengan jantung yang berdetak semakin kencang
“ok. Aku akan menjemput mu pukul 19.00” jawabnya sambil melihat jam tangan nya yang berada dibergelangan nya.
Tanpa ada pembicaraan yang lebih panjang dia pergi meninggalkkan ku, seperti biasa dian melangkahkan kaki menuju taman yang berada dibelakang sekolah.
***
Adzan maghrib telah berkumandan, teringat perjanjian ku dengan aditpukul 19.00 yang artinya satu jam lagi aku harus sudah siap untuk berjalan ber iringan dengan langkahnya
Ku lirik jam dinding menunjukan kan pukul 14.45 sedangkan aku masih kebingungan memilih pakaian apa yang cocok dengan ku ?!
Kudengar telepon berbunyi, ku angkat ternyata adit, dia sudah berada di rumah ku !!
“bagaimana ini ???” kata ku dalam hati
Aku kebingungan, hingga aku tak sengaja mengambil gaun berwarna putih yang terlihat sedikit cocok dengan kulit ku.
Adit menatap ku sedalam mungkin, bahkan lebihh dalam saat dia mengajak ku tadi
“bisa berangkat sekarang” Tanya nya sebelum menghidupkan motor nya
“bisa” jawabku dengan sedikit mengangguk
Adit mengendarai dengan cepat. Ternyata dia mengajak ku ke taman belakang sekolah ! ya, tepat belakang sekolah !
Kami duduk di kursi yang sudah di sediakan, entah siapa yang menyiapkan.
Saat ini terasa sunyi, tidak ada suara apa pun yang terdengar di kedua telingaku
Aku berharap dia mengucapkan sesuatu agar suasana terasa renyah. Namun dia terus menerus membungkam mulutnya. Saat ini aku harus mengalah, mau tidak mau aku harus memulai pembicaraan terlebih dahulu. Namun bagaiman aku memulainya ?? sedangkan jantung ku berdetak tak karuan, aku gugup, untuk mengatakan A saja pun bibir ku terasa kaku. Tapi aku tetap optimis. Karena aku harus bisa ! aku harus bisa! Aku harus bisa ! “dalam hati aku menyemangati diri ku sendiri”
“emm… mengapa kau mengajak ku kesini ??” ucap ku untuk memulai pembicaraan
“tidak apa” jawabnya singkat
“Apa kau ingin menyampaikan sesuatu ?” Tanya ku untuk yang kedua kali nya
“iya” jawab nya membuat aku memancung kan bibir ku
Namun aku tidak putus asa untuk merenyahkan suasana
“apa??” jawab ku kepoo dengan sedikit tersenyum melihat nya
Dia tidak menjawab nya dia hanya menatap ku setajam mungkin . kini matanya hanya berjarak beberapa CM dengan mata ku. Jantung ku terus berdetak dengan nada tinggi. Tak lama kemudian dia mengatakan sesuata hal yang membuat hati ku meloncat- loncat
“aku mencintai mu” ucapnya membuat aku salah tingkah
“aku juga tau bahwa kau juga mencinta ku” lanjutnya mampu membuat aku bertanya-tanya
“bagaimana kau tau” jawab ku lantang
“itu tidak penting. Yang penting sekarang adalah, mau kah kamu menjadi pacarku ?” jawab nya sekaligus berlipat pertanyaan
Aku hanya mengangguk sebagai symbol aku menerimanya setelah itu, suara petasan mampu membuat melihat kearah atas langit yang penuh dengan lampu berwarna-warni dan suara petasan yang menjadi lagu romantic membuat aku memeluk adit begitu saja.
“ehem-ehem” suara itu ??” seperti nya aku sangat mengenalnya..
Setelahh aku terlepas dari pelukan adit, terlihat jelas angel menggandeng tangan handry. Dan iwan dtang untuk yang terakhir kalinya karna dia memilih keluar negri untuk melanjutkan sekolah nya ke perguruan tinggi
Kami bersalam-salaman secara bergantian, layaknya lebaran yang kita jalani. Setelah selesai mengucapkan selamat tinggal, iwan pergi meninggal kan kami yang baru saja merasakan keajaiban.

-Suliha XII apk II-